Tahap-Tahap Audit Operasional
Add caption |
Suatu audit operasional
merupakan pekerjaan besar bagi siapapun yang melaksanakannya. Auditor
dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan kerangka tugas sebagai
pedoman. Tanpa adanya kerangka yang tersusun baik, auditor akan banyak
menghadapi kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya, mengingat bahwa
struktur perusahaan maupun kegiatan sudah semakin maju dan rumit.
Melalui kerangka ini, auditor akan mempunyai rencana pemeriksaan yang
dapat dilakukan secara sistematis dan diharapkan akan mendapatkan hasil
yang memadai.
Tahap-Tahap Audit Operasional
Menurut (Arens dan Loebbecke, 2000), ada tiga tahap yang dilakukan dalam melakukan audit operasional yaitu:1. Perencanaan
Perencanaan dalam audit operasional serupa dengan perencanaan untuk audit atas laporan keuangan historis. Seperti dalam audit laporan keuangan,
auditor operasional harus menentukan lingkup penugasan dan menyampaikan
hal itu kepada unit organisasional, juga perlu menentukan staff yang
tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang
unit organisasional, memakai struktur pengendalian intern, serta
menentukan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan. Perbedaan
utama antara perencanaan audit operasional dengan audit laporan keuangan
adalah sangat banyaknya keragaman dalam audit operasional. Oleh karena
keragamannya, seringkali sulit menentukan tujuan khusus pada suatu audit
operasional, sehingga tujuannnya akan didasarkan pada kriteria yang
dikembangkan untuk penugasan.
2. Pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
Dengan cara yang sama seperti pada audit
keuangan, auditor operasional harus mengumpulkan cukup bahan bukti yang
kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu
kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.
3. Pelaporan dan tindak lanjut
Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang mempengaruhi laporan audit operasional. Pertama, dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak manajemen,
dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Tidak adanya pemakaian
pihak ketiga, mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit
operasional. Kedua, keragaman audit operasional memerlukan
penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup audit,
temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi.
Hubungan kedua faktor ini mengakibatkan banyak perbedaan dalam laporan audit operasional.
Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan
dan rekomendasi disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal
yang biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi
disampaikan kepada manajemen,
yang tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang
direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak apakah alasannya.