Tugas1
Mengapa Laporan Keuangan perlu diaudit
Menyajikan informasi
Lap Keu yang berguna untukHasil akhir dari proses pengambilan akuntansi
(Neraca, keputusan oleh R/L, dal Aliran Kas berbagai pihak Dengan diaudit lap
keu dapat berguna dan meningkatkan keyakinan para pemakai lap keu Lap keu yang
berguna Lap keu yang berkualitasbagi pengambil keputusan Lap keu yang memenuhi
kriteria :
1.Relevani
(Keberpautan)
2.Realibilitas
(Keterandalan)
Bila
laporan keuagan punya nilai prediktif
1.Relevansi
(prediktive value)
2. Bila lap keu
mempunyai nilai balikan (feetback value) dan
3. Bila lap keu
disajikan tepat waktu
4. Keterujian
(verifiability) Reliability
5. Kenetralan
(Neutrality)
6. Ketepatan
penyimpulan (refresentation faithfullness)
Para pemakai laporan
dengan melihat laporan auditorindependen dapat memastikan bahwa lap keu yang
diaudittelah memenuhi kedua kriteria tsb (relevansi dan reliability)sehingga
pemakai lap keu lebih yakin terhadap kualitas lapkeu yang telah di audit.
Ada empat alasan yang
dapat menjawabpertanyaan mengapa audit atas laporankeuangan diperlukan
Perbedaan kepentingan Konsekuensi Kompleksitas Keterbatasan akses
Perbedaankepentingan
Manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan Manajemen mempunyai
kepentingan untuk mempertahankan jabatannya, manajemen akan berusaha agar
laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya memperlihatkan kinerja yang baik
Misalnya mengubah metode perlakuan akuntansi sehingga laba menjadi lebih
besarAda perbedaankepentingan yang dapatmenimbulkan konflik Para pemakai
laporan keuangan Pemegang saham lebih senang kebijakan dividen yang liberal
yang memberi dividen lebih besar
Konsekuensi Investor,
kreditor, dan para pembuat keputusan ekonomi lainnya sangat mengandalkan
laporan keuangan yang dipublikasikan. Mereka menginginkan agar laporan keuangan
berisi sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Mereka menginginkan adanya pengungkapan
(disclosure) yang
memadai. Para pemakai laporan keuangan mengandalkan auditor independen untuk
memastikan bahwa laporan keuangan disusun sesuai prinsip akuntansi yang
berterima umum dan berisi pengungkapan yang diperlukan bagi para pemakai yang berpengetahuan
dan mengerti tentang laporan keuangan
Kompleksitas Dunia
bisnis yang selalu berkembang pesat mengakibatkan permasalahan akuntansi dan
proses penyajian laporan keuangan semakin kompleks. Peningkatan kompleksitas
ini mengakibatkan semakin tingginya risiko kesalahan interpretasi dan penyajian
laporan keuangan.Hal ini menyulitkan para pemakai laporan keuangan dalam
mengevaluasi kualitas laporan keuangan.Oleh karena itu, mereka mengandalkan
laporan auditor independen atas laporan keuangan auditan untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan.
Keterbatasan
Akses(Remoteness) Ada jarak antara pemakai dengan aktivitas perusahaan yang
mengeluarkan laporan keuangan. Jika para pemakai ingin mengakses data secara
langsung, maka mereka akan menghadapi kendala waktu, biaya, ketelitian, dan
tenaga. Oleh karena itu, mereka mempercayakan pemeriksaan kepada pihak ketiga
yaitu auditor independenEmpat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama
membentuk adanya Empat kondisi (alasan) di atas secara bersama-sama membentuk
adanyarisiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan
risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuanganmungkin
tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat mungkin tidak
benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapatdikatakan bahwa audit
laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas dikatakan bahwa audit laporan
keuangan dapat meningkatkan kredibilitaslaporan keuangan dengan cara menekan
risiko informasi laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi
Menurut Sofyan Safri
Harahap kebutuhan permintaan jasa audit lebihbanyak karena terpaksa antara lain
seperti:1.Ketentuan bank dalam pemberian kredit2.Ketentuan Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan(BAPEPAM-LK) bagi perusahaan yang go
public3.Ketentuan tender, penawaran, pendaftaran rekanan4.Keadaan terpaksa
karena terjadinya kecurangan5.Ketentuan organisasi yang diatur dalam anggaran
dasar. Manfaat ekonomi audit
MANFAAT
EKONOMIS AUDIT MANFAAT
1. Meningkatkan
kredibilitas perusahaan
2. Meningkatkan
efisiensi dan kejujuran
3. Meningkatkan
efisiensi operasional perusahaan
4. Mendorong
efisiensi pasar modal
Meningkatkan
kredibilitas perusahaan Sumbangan auditor adalah memberikan keterpercayaan
terhadap laporan keuangan atau menjadikan laporan keuangan lebih handal
sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.laporan keuangan
perusahaan itu akan lebih dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan dari
pada laporan keuangan yang tidak diaudit Kredibilitas perusahaan di mata
pemakai laporan keuangan akan meningkat. Dengan demikian, para pemakai,
terutama para investor dan kreditor, akan memandang bahwa risiko investasi atas
perusahaan tersebut relatif rendah daripada perusahaan yang laporan keuangannya
tidak diaudit
Meningkatkan
efisiensi dan kejujuran. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan Audit
laporan keuangan yang dilakukan secara berfrekuensi teratur akan membawa dampak
positif bagi efisiensi dan kejujuran karyawan. Bila karyawan mengetahui bahwa
audit independen akan dilakukan, maka ia akan berusaha menekan sekecil mungkin
kesalahan dalam proses akuntansi dan mengurangi kesalahan penilaian aktiva. Di
samping itu, auditor independen, berdasar pengujiannya, dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan untuk
meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien
Meningkatkan
efisiensi operasional perusahaan Audit vang dilakukan secara efektif akan
menghasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas, relevan (berpaut) dan
handal atau reliable. Dengan demikian, pasar modal, yang menggunakan informasi
yang dihasilkan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya, akan dapat
berjalan secara efisien. Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi
sumber daya yang efisien pula sehingga perekonomian nasional akan berjalan
secara efisien. Manfaat audit dari sisi pengawasan
MANFAAT
AUDIT DARI SISI PENGAWASAN
Reporting Control
Preventive Control Setiap kesalahan perhitungan, Tenaga akuntansi akan
penyajian atau pengungkapan yangbekerja lebih berhati-hati tidak dikoreksi
dalam keuangan dan akurat bila mereka akan disebutkan dalam laporan
pemeriksaan. Dengan demikian menyadari akan diaudit pembaca laporan keuangan
terhindar dari informasi yang keliru atau menyesatkan 2 Detective Control Suatu
penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat diketahui dan
dikoreksi melalui suatu proses audit.
KETERBATASAN
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Batasan ekonomi yang
kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan wajar
keuanganBiaya yang memadai (reasonable cost).Prinsip akuntansi alternatif
(alternative accountingPembatasan biaya audit dapat principles).PABU memang
memperbolehkanmenimbulkan terbatasnya pengujian, atau penggunaan prinsip
akuntansi alternatif.penarikan sampel dari catatan akuntansi Pengguna laporan
keuangan harus mempunyaiatau data pendukung yang dilakukan pengetahuan yang
luas tentang pilihan akuntansisecara selektif.yang dipilih oleh perusahaan dan
akibatnyaJumlah waktu yang memadai (reasonable length terhadap laporan
keuangan.of time). Biasanya laporan auditor banyakperusahaan akan terbit dalam
waktu tiga sampai Estimasi akuntansi (accounting estimates).lima minggu setelah
tanggal neraca. Hambatan Estimasi adalah bagian yang melekat denganwaktu ini
dapat mempengaruhi jumlah bukti proses akuntansi, dan tidak seorang punyang
diperoleh tentang peristiwa dan transaksisetelah tanggal neraca yang berdampak
pada termasuk auditor dapat meramalkan bagaimanalaporan keuangan. Lebih lagi,
hanya tersedia hasil suatu estimasi itu. Suatu audit tidakwaktu yang demikian
singkat untuk memisahkan dapatmenambahkan ketepatan dan kepastianketidakpastian
yang ada pada tanggal laporan pada laporan keuangan apabila faktor- faktorkeuangan
tersebut tidak ada, karena hanya berupa estimasi.
PEMISAHAN
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DANAUDITOR
Manajemen Auditor
IndependenManajemen bertanggung jawab atas Auditor independen
bertanggungpembuatan dan isi laporan jawab untuk memberikan pendapatkeuangan
yang dimuat dalam asersi mengenai kewajaran laporanatau pernyataan manajemen
keuangan yang dihasilkan manajemen Manajemen Auditor Independen1.Tanggungjawab
Membuat laporan keuangan Mengaudit laporan keuangan utama2.Hasil Akhir Laporan
keuangan Laporan Auditor Independen3.Kriteria dasar Standar Akuntansi Keuangan
Standar Auditing tanggung jawab
HUBUNGAN
YANG HARUS DIPERTAHANKAN OLEH AUDITOR
Manajemen Dewan komisaris(board of directors) Auditor internal Pemegang saham
Auditor perlu
mengembangkan hubungan yang saling percaya dan saling menghargai dengan
manajemen. Dengan demikian, auditor dengan mudah dapat Manajemenqmemperoleh data yang
diperlukan Auditor harus menjaga hubungan baik dengan direktur, staf kantor,
controller, dan personel kunci lain. Meskipun demikian, auditor tetap harus
menjaga independensi dan obyektivitasnya
Apabila dewan
komisaris sebagian besar terdiri atas direktur, atau staf manajemen lain, maka
hubungannya seperti antara auditor dengan
Dewan komisarisqmanajemen. Apabila dewan komisaris
terdiri (board of directors) atas beberapa anggota di luar manajemen
perusahaan, biasa membentuk dewan komite yang berperan penting pada rapat umum
pemegang saham untuk menentukan kantor akuntan publik yang dipilih
Fungsi
komite audit antara lain:
1. Membantu dewan
komisaris dalam memenuhi kewajibandan tanggung jawabnya.
2. Mengawasi kebijakan
dan praktik akuntansi, danpelaporan keuangan perusahaan.
3. Memperkuat
independensi akuntan publik.
4. Menentukan kantor
akuntan publik yang ditunjuk untukmelaksanakan audit.
5. Mendiskusikan lingkup
audit dengan auditor.
6. Melakukan komunikasi
dengan auditor mengenaimasalah-masalah tertentu yang berkaitan
denganpelaksanaan audit seperti pembatasan lingkup auditoleh manajemen.
7. Menelaah laporan
keuangan dan laporan audit bersamaauditor independen
Auditor internal
Teori dan Konsep
Dasar
Hubungan antara
Konsep, Standar, dan Prosedur Teori auditing merupakan tuntunan untuk
melaksanakan audit yang bersifat normatif. Dalam melakukan audit, seorang
auditor menerapkan prosedur audit sesuai dengan standar yang diterima oleh umum
Untuk menetapkan standar, diperlukan konsep yang mendasarinya sehingga standar
tersebut dapat dijabarkan dalam prosedur yang dapat digunakan pada audit.
Konsep dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk pembuatan standar,
yakni pengarah dan pengukur kualitas dari mana prosedur-prosedur audit
diturunkan
Dengam demikian dapat
ditafsirkan bahwa standar akan lebih banyak jumlahnya dari pada konsep dasar
darimana standar tersebut diturunkan, prosedur tentunya akan lebih banyak
jumlahnya daripada standar1. Konsep Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang
diturunkan dari pengalaman dan observasi, dan dirancang untuk memahami
kesamaan- kesamaan di dalam suatu subyek, dan perbedaan-perbedaannya dengan
subyek yang lain2.Standar Auditing Standar auditing adalah pengukur kualitas
dan tujuan, sehingga jarang berubah3. Prosedur prosedur audit adalah
metode-metode atau teknik-teknik rinci untuk melaksanakan Audit standar,
sehingga prosedur akan berubah bila lingkungan auditnya berubah
Lima (5) konsep dasar
yang menyusun teori Auditing menurut Mautz dan Sharaf
1. Bukti Etika perilaku
(Evidence)
2. Ethical conduct
3. Kehati-hatian dalam
Independensi pemeriksaan (Independence)
4. Due audit care
5. Penyajian atau
pengungkapan yang wajar (Fair presentation)
Tujuan memperoleh dan
mengevaluasi bukti adalah Bukti untuk memperoleh pengertian sebagai dasar untuk
(Evidence) memberikan kesimpulan atas pemeriksaan yang dituangkan dalam
pendapat auditor Authoritarianisme. Bukti diperoleh berdasar informasi dari
pihak lain. Misalnya keterangan lisan manajemen dan karyawan, dan pihak luar
lainnya, serta keterangan tertulis berupa dokumen. Cara Mistikisme. Bukti
dihasilkan dari intuisi.Misalnyaperoleh pemeriksaan buku besar, penelaahan
terhadap keterangan bukti dari pihak luar Rasionalisasi.Rasionalisasi merupakan
pemikiran asumsi yang diterima.Misalnya penghitungan kembali oleh auditor, dan
pengamatan terhadap pengendalian intern, melakukan penelusuran pada prosedur
pembukuan yang dilakukan Empirikisme.Empirikisme merupakan pengalaman yang
sering terjadi.Misalnya perhitungan dan pengujian secara
fisik.Pragmatisme.Pragmatisme merupakan hasil praktik.Misalnya kejadian setelah
tanggal selesainya pekerjaan lapangan (subsequent event).
Due care artinya
melakukan pekerjaanKehati-hatian dalam dengan sangat hati-hati dan selalu
pemeriksaan mengindahkan norma-norma profesi (Due audit care) dan norma moral
yang berlaku. Konsep kehati-hatian dalamseorang auditor tidak seorang auditor
tidak pemeriksaan, didasarkan pada isuakan akan lepas lepas daridari pokok
tingkat kehati-hatian yangkemungkinan kemungkinan diharapkan pada auditor
yangberbuat kesalahan berbuat kesalahan bertanggungjawabsebagai seorang Dalam
auditing disebut sebagai sebagai seorangprofesional profesional auditor auditor
prudent auditor.
Tanggung jawab yangdituntut
melakukan dituntut melakukan dimaksud adalah tanggung jawabpekerjaannya
pekerjaannya profesional dalam melaksanakandengan dengan tingkat tingkat
tugasnya.Konsep ini lebih dikenalkehati-hatian kehati-hatian yangyangtinggi
dengan konsep konservatif.tinggisejauh mana batas tanggung jawab atas sejauh
mana batas tanggung jawab atastingkat kehati-hatian tersebut ? tingkat
kehati-hatian tersebut ?
Garis
besar pemikirannya mengenai tanggungjawab kehati hatian olehseorang prudent
audit practitioner
a. The prudent audit
practitioner will take steps to obtain any knowledge readily available which
will enable him or her to foresee unreasonable risk or harm to others
b. Any unusual
circumstances or relationships should be considered by the auditor in planning
and performing the audit
c. The prudent
auditor must recognize unfamilliar situations and take any precautionary
measures warranted by the circumstances
d. The pruden t
auditor will keep abreas t ofdevelopmen t in his or her area of competence
e. The prudent
auditor will recognize the necessity for reviewing the work of assistants and
will perform such review with full understanding of its importance
Dijabarkan
3 subkonsep Penyajian ataupengungkapan yang wajar (Fair presentation)
1. Accounting
propriety: berhubungan dengan penerapan prinsip akuntansi tertentu dalam
kondisi tertentuKonsep ini menuntut adanyainformasi laporan keuanganyang bebas
(tidak memihak),
2. Adequate
disclosure: berkaitantidak bias, dan mencermin dengan jumlah dan luaskan posisi
keuangan, hasil pengungkapan atau penyajianoperasi, dan aliran kas
informasi.perusahaan.
3. Audit obligation:
berkaitan dengan kewajiban auditor untuk independen dalam memberikan pendapat
Independensi
merupakan suatu Independensi sikap mental yang dimiliki auditor untuk tidak
memihak dalam (Independence) melakukan audit. Masyarakat pengguna jasa audit
memandang bahwa auditor akan independen terhadap laporan keuangan yang
diperiksa dan pembuat dan pemakai laporan keuangan. Jika Konsep independensi berkaitan
dengan posisi auditor terhadap kedua hal tersebut tidak independen maka hasil
kerja auditor menjadi tidak berarti sama sekaliindependensi pada diri
independensi padapribadi auditor secara seluruh auditor secaraindividual
(practitioner- bersama-sama dalamindependence), profesi (profession-
independence)
Practitioner
independencemerupakan pikiran, sikap tidak memihak, dan percayadiri yang
mempengaruhi pendekatan auditor dalampemeriksaan. Untuk itu auditor harus
independen dalammenggunakan teknik dan prosedur audit
(programmingindependence), harus independen dalam memilihaktivitas, berhubungan
secara personal, kebijakanmanajemen yang akan diperiksanya
(investigativeindependence), dan harus independen dalammengemukakan fakta hasil
pemeriksaannya yangtercermin dalam pemberian pendapat dan rekomendasiyang
diberikannya (reporting independence)Profession independencemerupakan persepsi
yang timbul oleh anggotamasyarakat keuangan/ bisnis dan masyarakat umumtentang
profesi akuntan sebagai kelompok
Etika dalam auditing
berkaitan denganEtika perilaku perilaku yang ideal seorang auditor (Ethical
profesional yang independen dalam conduct) melaksanakan audit
STANDAR
AUDITING
1. Ikatan Akuntan
Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar auditing yang terdiri atas
sepuluh standar.
2. Standar auditing merupakan suatu kaidah agar
mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya.
3. Standar auditing ini harus diterapkan dalam
setiap audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen.
4. Standar ini dapat diterapkan tanpa memandang
ukuran besar- kecilnya usaha klien, bentuk organisasi bisnis, jenis industri,
maupun apakah itu organisasi bisnis yang berorientasi laba maupun organisasi
nirlaba.
5. Setiap standar dalam standar auditing ini
saling berkaitan erat dan saling tergantung antara yang satu dengan yang
lainnya.
Standar tersebut
dengan segala bahasannya dituangkan ke dalam sebuah buku yaitu buku Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pertama, bagian yang
mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi
auditor (standar umum).
Kedua, bagian yang
mengatur mengenai pertimbangan-STANDAR pertimbangan yang harusAUDITING
digunakan dalam pelaksanaan audit (standar pekerjaan lapangan)
Ketiga, bagian yang
mengatur tentang pertimbangan- pertimbangan yang digunakan dalam penyusunan laporan
audit (standar pelaporan).
Standar
Umum
1.Audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebihyang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yangcukup sebagai auditor.
2.Dalam semua hal
yang berhubungan denganperikatan, independensi dalam sikap mental
harusdipertahankan oleh auditor.
3.Dalam pelaksanaan
audit dan penyusunanlaporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiranprofesionalnya dengan cermat dan seksama
Standar
Pekerjaan Lapangan
1.Pekerjaan harus
direncanakan sebaik-baiknya dan jikadigunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya.
2.Pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalianintern harus diperoleh untuk merencanakan
audit danmenentukan sifat, saat, dan lingkup pengujianyang akan dilakukan.
3.Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melaluiinspeksi, pengamatan, permintaan
pertanyaan, dankonfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakanpendapat
atas laporan keuangan yang diaudit
Standar
Pelaporan
1.Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disusunsesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia
2.Laporan audit harus
menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporankeuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsipakuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3.Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan harus dipandangmemadai, kecuali dinyatakan lain dalam
laporan auditor.
4.Laporan audit harus
memuat suatu pernyataan pendapat mengenailaporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataandemikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat secara
keseluruhan tidakdapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal
nama auditordikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
memuatpetunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,
jikaada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
STANDAR UMUM 1
Audit harus
dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
Kompetensi ini ditentukan oleh tiga
faktor yaitu:
a.Pendidikan formal dalam bidang
akuntansi di suatu perguruan tinggi Standar pertama ini termasuk ujian profesi
auditor. menuntut kompetensi
b.Pelatihan yang bersifat praktis dan
teknis pengalaman dalam bidang auditing.
c. Pendidikan profesional yang berkelanjutan
selama menekuni karir auditor profesional.
STANDAR UMUM 2.
Dalam semua hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
a. Independence
infact (independensi senyatanya).
b. Independence in
appearance independen (independensi dalam penampilan).
c. Independence in
competence (independensi dari keahlian atau kompetensinya).
Independence infact
(independensi senyatanya) Auditor benar-benar tidak mempunyai kepentingan
ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarnya, misalnya
apakah ia sebagai direksi, komisaris, persero, atau mempunyai hubungan keluarga
dengan pihak itu semua. Untuk menjadi independen, auditor harus mempunyai
kejujuran yang tinggi. Jadi ada keterkaitan erat antara independensi infact
dengan obyektivitasIndependence in appearance (independensi dalam
penampilan)Kebebasan yang dituntut bukan saja dari fakta yang ada, tetapi juga
harus bebasdari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam
perusahaantersebut. Hal ini dapat berupa hubungan yang intim, pengaruh yang
besar danIain-lain.Independensi dalam penampilan merupakan pandangan
pihak-lainterhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Auditor
harusmenjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan
mempercayaisikap independensi dan obyektivitasnya. Meskipun auditor independen
telahmenjalankan audit dengan baik secara independen dan obyektif,
pendapatnyayang dinyatakan dalam laporan audit tidak akan dipercaya oleh para
pemakaijasa auditor independen bila ia tidak mampu mempertahankan
independensidalam penampilan.
Oleh karena itu,
independensi dalam penampilan sangatpenting bagi perkembangan profesi auditor.
Independence in
competence (independensi dari keahlian ataukompetensinya) Independensi dari
sudut keahlian berhubungan eratdengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam
melaksanakan danmenyelesaikan tugasnya. Auditor yang awam dalam electronic
dataprocessing system tidak memenuhi independensi keahlian bila iamengaudit perusahaan
yang pengolahan datanya menggunakan sisteminformasi
akuntansi
terkomputerisasi. Independensi dari sudut pandangkeahlian terkait erat dengan
kecakapan profesional auditor. Dalammelaksanakan tugas pemeriksaannya, ia wajib
menggunakan segalakemahiran jabatannya sebagai pemeriksa yang ahli dengan
seksama danhati-hati. Baik dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan
maupunsewaktu menyusun laporan hasil pemeriksaan.
STANDAR UMUM 3.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib meiiggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama. menuntut auditor untuk cermat dan seksama dalam melaksanakan audit
dan dalam mengeluarkan laporan atas temuan-temuannya. Oleh karena itu, auditor
yang berpengalaman harus Standar mengkaji secara kritis pekerjaan dan ketiga
judgement yang dibuat oleh para stafnya. Kualitas jasa yang diberikan auditor
sangat tergantung pada kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan audit dan
dalam menyusun laporan audit.
STANDAR PEKERJAAN
LAPANGAN 4.
Pekerjaan harus
direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya Pekerjaan mengaudit harus direncanakan secara memadai agar audit
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Perencanaan meliputi
pengembangan strategi audit dan perancangan program Standar audit untuk
melaksanakan audit. Meskipun keempat auditor boleh mempekerjakan para asisten,
tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut tetap berada di tangan
auditor.Oleh karena itu, auditor harus mengarahkan, mengendalikan, dan
mengawasi para asistennya.
STANDAR PEKERJAAN
LAPANGAN 5.
Pemahaman yang memadai atas struktur
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Pemahaman mengenai struktur
pengendalian intern klien akan digunakan untuk:
1.Mengidentifikasi
salah saji yang Standar kelima potensial.
2.Mempertimbangkan
faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material.
3.Merancang pengujian
substantif
STANDAR PEKERJAAN
LAPANGAN 6.
Bukti audit kompeten
yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan pertanyaan,
dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan petidapat atas
laporan keuangan yang diaudit. Audit harus menghimpun evidential matter (hal-hal
yang bersifat membuktikan) dan tidak sekedar
evident atau bukti
konkrit sebagai dasar untuk menyatakan Standar pendapat atas laporan keuangan
klien. kelima Yang dimaksud dengan evidential matter misalnya pengetahuan yang
ada di pikiran auditor mengenai uang yang sebenarnya dikeluarkan untuk membeli
suatu aktiva
Sebagai contoh A
mengeluarkan uang Rp100.000.000,00 untuk membeli mesin tetapi iamemperoleh
kuitansi atas pembelian itu sebesar Rp150.000.000,00.Auditor harus berusaha
mencari dan menemukanevidential matter (Rp 100.000.000,00)
Perbandingan antara
evidence dan evidential matterNo. Evidence Evidential Matter1. Ada di luar
benak atau Ada di dalam benak atau kesadaran auditor kesadaran intelektual dan
mental auditor2.Bersifat konkrit, empiris Bersifat abstrak3.Realitas objektif
Realitas subjektif4. Realitas Substantif Realitas Bentuk
STANDAR LAPORAN 7.
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia Standar ini mengharuskan auditor untuk
mengidentifikasikan dan menggunakan Standar prinsip akuntansi yang berterima
umum di ketujuh Indonesia sebagai kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi
asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen
STANDAR LAPORAN 8.
Laporan audit harus menunjukkan atau
menyatakan,jika ada, ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Konsistensi merupakan
suatu konsep di dalam akuntansi yang menuntut diterapkannya standar secara
terus-menerus, Standar tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan delapan yang
dapat dibenarkan misalnya agar laporan keuangan dapat menyajikan posisi
keuangan perusahaan yang sebenarnya dan untuk menghindari informasi yang menyesatkan.Konsistensi
sangat diperlukan untuk mendukung komparabilitas laporan keuangan dari suatu
periode ke periode berikutnya.
STANDAR LAPORAN 9.
Pengungkapan
informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan
lain dalam laporan audit Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan
sebagai pendukung dan pelengkap laporan keuangan. Informasi Standar tambahan
tersebut dapat dinyatakan dalam sembilan bentuk catatan atas laporan keuangan
maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu menyatakan hal
ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.
STANDAR LAPORAN 10.
Laporan audit harus
memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yangjelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang tingkat
tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan. Auditor harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya
atas laporan keuangan yang tidak diaudit tetapi namanya dikaitkan dengan
laporan keuangan Standar tersebut.
sepuluh Auditor juga
harus menyatakan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapatnya meskipun
seandainya melakukan beberapa prosedur audit apabila ia tidak independen
terhadap klien
Hubungan kesepuluh
standar dengan konsep auditingStandarStandar didasari didasari konsep konsep
kehati-hatian, kehati-hatian,Umum Umum independensi, dan etika independensi,
dan etikaStandar Standarpekerjaan pekerjaan didasari konsep bukti didasari
konsep buktilapangan lapanganStandar Standar konsep penyajian atau pengungkapan
konsep penyajian atau pengungkapanpelaporan pelaporan yang wajar yang wajar
Standar auditing
seperti yang dikemukakan dalam bukuStandar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
adalahmerupakan pedoman audit atas laporan keuanganhistoris. Standar tersebut
dirinci ke dalam bentukPernyataan Standar Auditing (PSA).Dengan demikianPSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masingstandar yang terdapat dalam
standar auditing.
PSA berisi
ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedomanutama yang harus diikuti oleh akuntan
publik dalammelaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSAtersebut
bersifat wajib (mandatory).Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi
PemyataanStandar Auditing (IPSA).IPSA merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan olehIAI.IPSA memberikan jawaban atas keragu-raguan, dalampenafsiran
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA,sehingga merupakan perluasan lebih
lanjut berbagaiketentuan dalam PSA.Pelaksanaan atas tafsiran tersebut juga
bersifat wajib(mandatory). 54
Jadi PSA merupakan
landasan operasional.Untuk tidakmenimbulkan tafsiran yang berbeda terhadap PSA
makadisediakan wahananya berupa IPSA. Dengan demikiansecara hirarki antara
Standar Auditing, Pernyataan StandarAuditing, dan Interpretasi Pernyataan
Standar Auditing 55
Hirarki antara
Standar Auditing, Pernyataan Standar Auditing, dan Interpretasi Pernyataan
Standar Auditing Standar Auditing Landasan KonseptualStandar Umum Standar
Pekerjaan Lapangan Standar Pelaporan Landasan operasional Pernyataan Standar
Auditing Pernyataan Standar Auditing (PSA) (PSA) Interpretasi Pernyataan
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) Standar Auditing (IPSA) 56